Kota Dobo - Bumi Jargaria



Senin, 20 April 2015 saya melakukan perjalanan ke Kota Dobo, ibukota Kabupaten Kepulauan Aru, dalam rangka pengawasan salah satu survei di lingkup Statistik Distribusi. Tujuan survei tersebut adalah untuk mendapatkan data harga bahan bangunan, harga sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi. Data yang dihasilkan dari survei tersebut adalah Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) – salah satu variabel dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) oleh Pemerintah Pusat bagi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Ini bukanlah kunjungan pertama saya ke Dobo. Pada awal Januari 2011, saya pernah melakukan perjalanan dalam rangka monitoring angka kematian ibu pasca Sensus Penduduk 2010. Pada kedatangan pertama saya tersebut, saya tidak begitu menikmati Kota Dobo. Mungkin juga karena ada banyak hal yang dikerjakan. Bukan berarti pada kedatangan saya yang kedua ini tidak ada banyak hal yang harus dikerjakan loh yaa... Hehehe...






Satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan Ambon – Dobo adalah Trigana Air. Biasanya dengan transit di Bandara Langgur – Kabupaten Maluku Tenggara dan Bandara Saumlaki – Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Take off dari Bandara Pattimura - Ambon sekitar pukul 08.00 WIT saya tiba di Bandara Rar Gwamar – Dobo sekitar pukul 10.00 WIT. Saya langsung dijemput Kepala BPS Kabupaten Kepulauan Aru, Ibu Ir. Alisye Kakerissa dan setelah singgah untuk makan siang, kami langsung ke kantor. Dari situ saya lantas melakukan aktifitas supervisi saya bersama Koordinator Statistik Distribusi BPS Kabupaten Kepulauan Aru, Arif Kurnia Wicaksana, SST dan Meylissa Tunyluhulima alias Mey.


Pada hari keduanya saya kembali melakukan aktifitas supervisi, masih bersama Arif Kurnia Wicaksana, SST dan kali ini ditemani Juliams Siwalette alias Lam.


Karang yang diambil dari dasar laut, sepertinya ada yang berwujud terumbu karang. Sayang sekali...

Ibu pemecah batu

 




Daaaan di sore harinya, saatnya rileks ke pantai. Kali ini saya ditemani Cisilia Friska Nussy alias Lia, Feronika Yolanda Pattisina alias Fika, dan Mey lagi. Berikut hasil foto-foto di Pantai Desa Wangel, aktifitas sampingan setelah supervisi.
















Senja di Pantai Wangel

Secara umum, jika saya membandingkan eye catching saat Januari 2011 dan kemudian April 2015, rasa-rasanya tidak banyak perubahan yang terjadi di Kota Dobo. Hal yang paling mencolok bagi saya adalah minimnya drainase di Dobo. Ketepatan pada hari pertama kedatangan saya turun hujan dan kami langsung menyaksikan efek hujan tersebut yakni banyaknya genangan air di sana-sini. Rada sulit menemukan jalan yang memiliki saluran got, termasuk di depan kompleks Kantor DPRD dan Kantor Bupati.

Kantor DPRD Kepulauan Aru

Kantor Bupati Aru

Pada hari kedua supervisi saya dilakukan pemakaman bagi Mantan Wakil Bupati Dobo, (Alm) Bapak Umar Djabumona. Pantesan saya melihat banyak bendera yang dikibarkan hanya setengah tiang dan banyak anak-anak sekolah yang berbaris membuat pagar hidup. Turut berduka Kota Dobo.. 

Overall, Kota Dobo masih harus banyak berbenah untuk menjadi kota yang nyaman dihuni. Apalagi default-nya adalah panas. Jujur, saking panasnya, rasa-rasanya otak saya jadi agak lambat berpikir selama di Dobo. Menari kipas terus... Ada banyak potensi yang menanti untuk dipoles. Pantainya misalnya. Kemudian budidaya mutiara-nya yang terkenal, bisa saja di-up grade menjadi objek wisata tersendiri. Kota Dobo juga terkenal dengan oleh-oleh dendeng rusa-nya, sekalipun daging rusa itu sendiri dihasilkan dari pulau lainnya di Kabupaten Kepulauan Aru. Tak lupa ikan-ikannya yang segar dan relatif lebih murah dibandingkan di Kota Ambon.

Seikatnya Rp30.000,-



Bakso Rusa - seporsi Rp15.000,-

Ki-ka: Arif Kurnia Wicaksana, penulis, Ibu Alisye Kakerissa (Kepala BPS Kabupaten Kepulauan Aru), Lusi Firdial

So, seperti kata Arif, “Jangan bosan ke Dobo ya Usi...”, see you again Dobo...


Komentar

  1. Wuahhhhh semakin produktif ber blogger ria uc..he3x #bhs apaan sehhh...semakin cair dan alur berbahasanya semakin mengalir.....jd makinnn enak dibaca jd ga sabar nunggu posting selanjutnya \(^0^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa dulu editor-nya #Ciciiiii... Hahahaha....

      Masih tetep dengan misi memperkenalkan Maluku to Ci.. ;)

      Hapus
  2. Saluuut bu... Alur tulisannya mengalir bagus....
    Lebih lagi, atas bantuannya mem-promosikan Kepulauan Aru di Publik. Selama ini, belum banyak yang menulis tentang Aru, jadi saya sungguh ber-terima kasih, atas tulisan ini.
    Mohon izin Ibu, saya posting tulisannya di WWW.ARUISLANDSNEWS.BLOGSPOT.COM

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trima kasih untuk apresiasinya. Aru merupakan bagian dari Maluku dan sudah seyogyanya saya sebagai orang Maluku memperkenalkannya kepada khalayak ramai. Silakan di-share. ^_^

      Hapus
  3. Saya telah posting tulisannya, dan bisa dibaca disini:

    http://aruislandsnews.blogspot.co.id/2016/01/kota-dobo-bumi-jargaria.html

    BalasHapus
  4. Bu Pauline....saya seorang salesman alat2 teknik & bangunan. Selama ini saya keliling di daerah Ambon-Tual-Saumlaki...hanya kota Dobo yang blm saya kunjungi. Yang juga bikin penasaran perdagangan disana. Pernah saya tanya2 info katanya pernerbangan kesana tidak pasti jadwalnya. Itu yang membuat saya ragu utk ke Dobo. Menurut Ibu bagaimana prospek di Dobo utk perdagangan di bidang bangunan? Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf baru saya respons komen-nya. Tentang penerbangan, sepertinya sekarang lebih lancar dengan adanya penerbangan Wings ke Dobo. Tentang prospek perdagangan di bidang bangunan, mohon maaf saya tidak bisa memberikan informasi yang akurat. Mungkin bisa langsung ke dobo sekalian menjajaki kemungkinan usaha dan mengecek informasi angkutan dsj?

      Hapus
  5. Darn... wish I could visit Dobo.. was there medio 1984-1985

    BalasHapus

Posting Komentar