Sampai 2 kali
mengunjungi Kecamatan Banda di Kabupaten Maluku Tengah, masing-masing tahun
2005 dan 2009, saya hanya menginjakkan kaki di Kota (Pulau) Neira sebagai
ibukota kecamatan yang mana memiliki bandara dan pelabuhan besar. Pada
kedatangan saya ketiga kalinya di awal November 2014 lalu, rasanya saya perlu
menambahkan satu pulau baru lagi dalam jajaran Pulau-Pulau di Maluku yang
Pernah Saya Tapaki (http://www.paulinegaspersz.com/2014/10/pulau-pulau-di-provinsi-maluku-yang.html). Pilihan saya lalu jatuh pada Pulau Banda Besar yang memang
di depan mata dan setiap saat saya pandangi dari teras belakang tempat saya
menginap, http://www.paulinegaspersz.com/2014/11/nassau-beach-guest-house-neira.html.
Adalah Desa
Lonthoir (baca: Lontor) yang saya pilih untuk dikunjungi mewakili seluruh
wilayah yang ada di Pulau Banda Besar. Ceritanya, minimal satu wilayah
terkunjungi, maka saya bisa melakukan klaim telah mengunjungi pulau tersebut.
Sorry yee, ini metodologi saya.. ^_^
Mengapa saya
memilih Desa Lonthoir? Ini juga tidak terlepas dari fakta bahwa di desa
tersebut ada objek wisata sejarah seperti Benteng Hollandia, Perigi Pusaka,
Kubur Satu Jingkal (Jengkal), dan Pekuburan Belanda yang tidak dimiliki wilayah
lainnya di Pulau Banda Besar.
Perjalanan ke
Desa Lonthoir ditempuh dengan menggunakan perahu selama ± 15 menit dengan
disuguhi pemandangan taman laut pada beberapa titik, kawanan ikan yang membuat
permukaan air nampak seperti mendidih, dan juga sisi Gunung Api Banda tempat
aliran lahar panas ketika meletus dulu. Setibanya di Desa Lonthoir, saya telah
ditunggu oleh salah satu Mitra BPS Kabupaten Maluku Tengah, Sukardi Lamani yang
akrab dipanggil Bang Kardi. Beliau kemudianlah yang menjadi tour guide saya
dalam perjalanan Exploring Lonthoir.
Ahaa!
Untuk menuju Pulau Banda Besar dan pulau-pulau lainnya di Kecamatan Banda, tersedia pelabuhan rakyat di dekat Pasar Neira.
Tugu Selamat Datang di Lonthoir |
Jalan dalam Desa Lonthoir, bersih dan rapi |
Satu-satunya penginapan di Desa Lonthoir |
Salah satu prasasti di awal 225 anak tangga dalam bahasa Belanda |
Ceritanya, ke-225 anak tangga di Desa Lonthoir dipahat untuk membawa jenazah Nona Lanzues ke makamnya |
225 anak tangga menuju pusat Desa Lonthoir |
Lokasi Perigi Pusaka dan perigi pendamping yang lebih baru |
Perigi Pusaka |
Me and the nutmeg tree |
Kubur Satu Jingkal (Sejengkal) |
Salah satu nisan dengan bentuk yang unik |
Blood Stone |
Salah satu kuburan zaman Belanda di tengah kampung |
Gapura Balai Desa Lonthoir |
Benteng Hollandia |
Laba-laba di Langit Lonthoir |
PSalah satu pntu masuk Benteng Hollandia |
Salah satu sudut Benteng Hollandia |
Sukardi Lamani in action when explaining the Hollandia Fort |
Gunung Api Banda dan Desa Lonthoir dari atas |
Jalan setapak menuju kompleks pekuburan Lanzues |
Dusun Pala |
Kompleks pekuburan dari zaman Belanda di tengah pepohonan pala |
Reruntuhan tembok pekuburan |
Pahatan pada salah satu kubur yang diyakini sebagai pahatan wajah Nona Lanzues |
Iring-iringan pengantin |
Perahu (belang) Desa Lonthoir yang kerap digunakan dalam acara-acara tertentu |
Pantai Desa Lonthoir, hasil reklamasi letusan Gunung Api |
Dermaga Desa Lonthoir |
Saya dan Gunung Api Banda |
Jalur turunnya lahar di Gunung Api Banda |
Pemandangan bawah laut di sekitar Pulau Gunung Api, dipotret dalam perjalanan kembali ke Pulau Neira |
Benteng Belgica, tampak dari laut |
Nassau Beach Guest House, tampak dari laut |
Pengemudi perahu tak mau ketinggalan bergaya |
Pelabuhan Rakyat di Neira |
Beginilah proses naik-turun perahu di pelabuhan rakyat Neira |
Setelah tiba di Desa Lonthoir dan menyaksikan situs-situs sejarah yang ada, saya jadi mengerti. Tak lengkap rasanya ke Banda kalau tak ke Lonthoir. Nice...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWaah...seru ya perjalanannya,, bulan depan ad rencana buat ke Banda Neira juga nih,, adakah refrensi tempat menginap di Pulau Lonthoir,,kalau ada mohon info'nya ya,, terimakasih, salam :)
HapusHalo Yohanes..
HapusSeingat saya hanya ada satu home stay di Desa Lonthoir. Oh ya, Desa Lonthoir ini sendiri adalah bagian dari Pulau Banda Besar, selain desa-desa lainnya seperti Desa Salamun. Ketepatan saya tidak menginap di Lonthoir melainkan nglaju dari Neira, jadi tahunya hanya 1 home stay itu aja.
Mungkin ketika nyampe di Neira, bisa ditanyakan di penginapan tempat agan mengingap. Generally, Bandanesse is helpful :)
May you have an unforgettable experience in Banda...
Oalaa..ternyata Desa Lonthoir ya, Beta kira Pulau lonthoir,,hha.. oh..iya, setelah googling ternyala lokasinya d pulau Banda besar 😊 Iya, bnyak yg bilang kalo masyarakat Banda ramah2x,,Beta su seng sabar lai voor eksplore Banda minggu depan,,btw danke infonya ussy, salam manise dari Beta.. 😊
BalasHapusHehehe... Have a nice trip then.
HapusSalam manis dari Ambon ^_^